Minggu, 08 Juni 2008

Reptil Bersayap Mematuk Dinosaurus Layaknya Bangau


Ilustrasi Mark Witton
Senin, 2 Juni 2008 15:50 WIB
JAKARTA, SENIN - Reptil-reptil raksasa bersayap yang hidup di zaman prasejarah selama ini sering digambarkan dalam film-film sebagai peneror dari udara. Namun, kenyataannya mungkin tidak demikian dan lebih berbahaya saat di darat.Meski punya sayap, sebagian reptil raksasa yang hidup di zaman Dinosaurus lebih suka mencari mangsa di darat. Bahkan monster purba yang hidup antara 65-100 juta tahun lalu mungkin salah satu predator dinosaurus.Misalnya kelompok pterosaurus dari jenis azhdarhids yang memiliki bentangan sayap sekitar 10 meter. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan tersebut mungkin banak menghabiskan waktu di darat untuk memangsa seperti halnya burung bangau atau pelikan.Mark Witton dan Darren Naish dari Universitas Portsmouth, Inggris menyimpulkan hal tersebut setelah mempelajari fosil-fosil reptil bersayap dan menganalisis habitatnya. Sebelum melakukan penelitian ini mereka memang sudah berpendapat bahwa azhdarchids mungkin hidup di rawa.Namun, kenyataannya fosil-fosilnya ditemukan bersama dengan dinosaurus dan reptil purba lainnya yang hidup di darat. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka banyak menghabiskan waktu di daratan daripada di daerah basah, rawa, atau danau."Dan jika Anda melihat bagian-bagian anatominya, jelas bahwa mereka pejalan kaki yang andal," ujar Naish. Ia menggambarkan, tidak terbantahkan bahwa mereka penerbang yang baik, namun mereka mencari makan di darat, seperti halnya beberapa jenis burung yang hidup saat ini.Hewan yang tingginya mencapai 5 meter saat berdiri tegak dan dilengkapi paruh yang panjang dan tidak bergigi tentu sangat mudah memangsa hewan yang seukuran anjing. Seperti dilaporkan para peneliti dalam jurnal ilmiah online PLoS ONE, anak-anak dinosaurus mungkin salah satu menu kesukaannya saat itu.


by: crumping_xi.ipa.3

Sampel Tanah Mars Mulai Diambil


NASA/JPL-Caltech/University of Arizona/Max Planck Institute
Sampel tanah Mars yang diciduk sekop lengan robotik wahana Phoenix Mars Lander.
Artikel Terkait:

Es Ditemukan di Permukaan Mars
Phoenix Mars Lander Mengalami Masalah Konsleting
Suara dari Mars Terekam Wahana Eropa
Lengan Phoenix Sukses Direntangkan
Phoenix Mulai Menggali Tanah Mars
Selasa, 3 Juni 2008 10:16 WIB
LOS ANGELES, SELASA - Setelah seminggu mendarat, akhirnya wahana Phoenix Mars Lander (PML) untuk pertama kalinya mengambil sampel tanah Mars. Namun, sampel pertama yang diambil itu belum dipakai untuk penelitian. Kegiatan yang dilakukan saat ini baru sebatas latihan mengambil sampel. Tim peneliti Phoenix berencana menggunakan sampel berikutnya yang akan diambil akhir pekan ini. Sebab, instrumen lain yang berfungsi memanaskan dan mengalisis kandungan zat kimia baru akan diaktifkan pada percobaan kedua.Foto yang dikirimkan Phoenix menunjukkan sampel tanah yang berwarna cerah di beberapa bagian dan ceruk bekas permukaan tanah yang diambil, Minggu (1/6). Gambar diperoleh dari kamera yang dipasang di lengan robotik."Material yang cerah mungkin es atau garam. Kami ingin segera menguji tiga sampel berikutnya untuk dipelajari lebih lanjut," ujar Ray Ardvison dari Universitas Washington, AS, yang bertanggung jawab dalam pengoperasian lengan robotik Phoenix.Wahana Phoenix saat ini mungkin berdiri di hamparan tanah yang mengandung es di bawah permukaannya. Sebelumnya, kamera yang dipasang di badan Phoenix telah merekam bagian permukaan di bawahnya yang disebut Snow Queen. Sejumlah foto juga menunjukan bahwa ujung ketiga kaki Phoenix tertanam di bawah permukaan tanah yang mungkin mengandung es. Para peneliti yakin di bagian ini terdapat lapisan es yang sangat dekat dengan permukaan. Sehari sebelumnya, sekop lengan robotik sukses membuat jejak di tanah sebelum mulai mengambil sampel.WAH Sumber : AP


by:crumping_al.catraz

Bakteri Hidup di Es Greenland


Jennifer Loveland-Curtze/Penn State
Foto bakteri Chryseobacterium greenlandensis yang hidup di lapisan es Greenland pada kedalama 3,2 kilo
meter dilihat dengan mikroskop elektron.
Artikel Terkait:

Makhluk Ekstrim Hidup 1,6 Kilometer di Bawah Tanah
Organisme Buatan Ubah Karbondioksida Menjadi Energi
Bakteri Coli Sumber Energi Alternatif
Selangkah Lagi Ciptakan Makhluk Hidup Buatan
Rabu, 4 Juni 2008 10:35 WIB
BOSTON, SELASA - Tim ilmuwan Pennsylvania State University menemukan spesies bakteri yang hidup dalam es Greenland. Tempat hidupnya berada di lapisan es yang membeku sejak 120.000 tahun dan pada kedalaman sekitar 3,2 kilometer.Bakteri yang baru ditemukan menambah daftar organisme renik yang tahan di lingkungan ekstrem. Sebab, bakteri yang disaring dari lapisan es yang dicairkan tahan hidup dalam ruangan inkubasi yang bernutrisi rendah dan tanpa oksigen. Dinamai Chryseobacterium greenlandensis, spesies tersebut memiliki kekerabatan genetik dengan bakteri-bakteri yang hidup di tubuh ikan, lumpur laut, dan akar tumbuh-tumbuhan tertentu. Namun, hanya ada sekitar 10 spesies bakteri semacam ini yang hidup di lapisan es kutub maupun sungai gletser."Mikroba mewakili lebih dari sepertiga biomassa Bumi, namun baru 8.000 mikroba yang dideskripsikan dari sekitar tiga juta spesies yang diperkirakan ada," ujar Jennifer Loveland-Curtze, salah satu peneliti senior Penn State. Ia menjelaskan temuan tersebut dalam pertemuan rutin Masyarakat Mikrobiologi Amerika (ASM) ke-108 di Boston, Massachusetts, Selasa (3/6).Para peneliti berharap, melalui bakteri tersebut dapat dipelajari bagaimana sel dapat tetap hidup dalam kondisi ekstrem. Penelitian tersebut juga akan mengungkap bagaimana sel mengubah sifat biokimia dan fisiologi untuk menghadapi perubahan kondisi lingkungan. Kemampuan ini juga menjadi referensi para ilmuwan untuk mencari bentuk kehidupan yang mungkin terdapat di planet-planet lain.WAH Sumber : PHYSORG


by: crumping_al.catraz

Kamis, 05 Juni 2008




Terumbu Karang
Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang.Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93 negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat menyebabkan terumbu karang tersebut mati.Jika laju kerusakan terumbu karang tidak menurun, maka diperkirakan pada beberapa dekade ke depan sekitar 70% terumbu karang dunia akan mengalami kehancuran. Kenaikan temperatur air laut sebesar 1 hingga 2C dapat menyebabkan terumbu karang menjadi stres dan menghilangkan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae yang merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrient-nutrien dasar. Jika zooxanthellae tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan mati.
cantiksszzz,,,al catrazz

Rassii Bintangg



Rasi bintang
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke:
navigasi, cari


Foto rasi bintang Orion


Orion adalah salah satu rasi bintang yang cukup terkenal. Batas wilayah Rasi bintang Orion digambarkan dalam garis kuning putus-putus.
Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok
bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan
kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut
asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper
idhachan xi ia 3

Lumppur Lapindoo akan habis 31 tahunn


Semburan Lumpur Lapindo akan Habis 31 Tahun Kemudian
Semburan lumpur Sidoarjo dengan total volume lumpur secara keseluruhan mencapai 1.155 miliar m3, mungkin baru bisa berakhir 31 tahun kemudian, jika kondisi tekanan, suhu, dan lain-lain sama seperti kondisi saat ini.“Dari analisis data seismik, jika debit semburan sebesar 100 ribu m3 per hari konstan dan kondisi lainnya sama, sementara total volume lumpur yang ada di bawah Sidoarjo mencapai 1.155 miliar m3, maka lumpur di dalamnya baru habis 31 tahun kemudian,” kata Direktur Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT, Yusuf Surachman pada jumpa pers Solusi Permasalahan dan Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo, di Jakarta, Rabu (18/10).Berhentinya semburan lumpur tersebut, ujarnya, bisa lebih cepat atau lambat, tergantung tercapainya keseimbangan tekanan hidrostatiknya yang secara alami menyesuaikan diri antara kondisi lumpur di bawah bumi dan yang sudah dikeluarkan. Karena semburan itu merupakan bagian dari proses pembentukan “mud volcano” atau gunung api lumpur, ujarnya, maka selain berdampak berupa luapan lumpur yang berlangsung lama juga mengakibatkan terjadinya penurunan muka tanah (subsidence) di sekitar pusat semburan yang terus-menerus. Lumpur tersebut, urainya, merupakan campuran fluida dan padatan dalam bentuk air asin (88.200 m3 per hari) dan sedimen laut (37.800 m3 per hari) berupa lumpur, pasir, gas, serta uap dengan suhu 100 derajat Celcius di permukaan.Sementara itu Kepala BPPT, Said Djauharsjah Djenie mengatakan, lumpur panas Sidoarjo diperkirakan berasal dari batuan gunung api dengan temperatur dan tekanan tinggi berusia tak lebih tua dari 4,9 juta tahun yang mengendap pada lingkungan laut.“Karena itu solusinya dengan cara mengembalikan lumpur yang berasal dari lingkungan laut yang terjadi 4,9 juta tahun yang lalu itu ke lingkungan laut masa kini, ini merupakan pengembalian lumpur ke habitatnya,” katanya.Metode pengembalian semburan lumpur ke lingkungan laut itu, lanjut dia, dengan mengalirkan lumpur ke perairan dangkal pesisir delta Porong sehingga terbentuk dataran lumpur bagi mangrove belt dan kawasan tambak. Caranya, tambah dia, bisa disalurkan melalui talang lumpur yang ditempatkan di atas tanggul sungai Porong ke muara suangai Porong jika debit air kurang dari 100 m3 per detik seperti pada musim panas Mei-Oktober.“Tetapi untuk musim hujan November hingga April ketika debit air lebih dari 100 m3 per detik, lumpur bisa dialirkan ke banjiran sungai Porong secara langsung,” katanya. Di muara sungai Porong diusulkan dibangun slufter tertutup, kolam bertanggul untuk menampung lumpur yang dialirkan melalui talang lumpur dan slufter terbuka, sebagai perangkap lumpur yang dialirkan langsung ke sungai Porong.“Cara ini sudah digunakan di Rotterdam, Belanda yang limbahnya lebih banyak lagi,” katanya.


Munchen xi ia 3

TransPlantasi Rahimmm...


Transplantasi Rahim, Solusi Baru Punya Anak
MILWAUKEE ,- Ada secercah harapan bagi para perempuan yang terpaksa kehilangan rahim akibat penyakit, kecelakaan, atau sebab lain. Tim dokter Rumah Sakit New York Down Town mempersiapkan transplantasi rahim pertama di AS. Jika operasi tersebut sukses, perempuan yang membutuhkan bisa mendapatkan donor rahim serta menjalani proses kehamilan hingga melahirkan layaknya perempuan normal. Giuseppe Del Priore, dokter spesialis kanker yang memimpin tim transplantasi tersebut, mengaku sudah enam bulan melakukan uji coba. Hasilnya, transplantasi rahim sangat mungkin dilakukan seperti transplantasi ginjal, jantung, bahkan wajah seperti yang pernah dilakukan di berbagai negara. "Secara teknis, saya yakin transplantasi ini bisa dilakukan," ujar Del Priore, yang dibantu dr Jeanetta Stega, dokter spesialis bedah ginekolog. Sebenarnya, transplantasi rahim pernah dilakukan di Arab Saudi pada 2000. Namun, tiga bulan setelah operasi, rahim yang sudah dipasang harus kembali diangkat karena penerima donor mengalami penggumpalan darah. Untuk masalah tersebut, Stega mengatakan bisa diatasi dengan menambah jumlah pembuluh darah di sekitar rahim yang ditransplantasikan serta memberikan obat anti penggumpalan darah kepada penerima donor. Jika operasi transplantasi berjalan sukses, penerima donor bisa hamil, tapi tidak melalui hubungan seksual, melainkan melalui proses bayi tabung. "Hubungan seksual akan memperbesar risiko infeksi," kata Stega. Karena itu, penerima donor juga harus melahirkan dengan operasi caesar. Setelah bayi lahir, rahim harus diangkat kembali. Begitu pula, kalau ternyata penerima donor tak bisa hamil, rahim harus diangkat setelah dipasang selama dua tahun. "Rahim tersebut memang tidak bisa terpasang selamanya. Sebab, kami tidak ingin penerima donor seumur hidup mengonsumsi obat penekan kekebalan tubuh untuk mencegah penolakan organ," jelas Stega. Selama kehamilan, obat tersebut memang harus dikonsumsi. Namun, Dr Vincent Armenti, ketua tim transplantasi jantung di Temple University School of Medicine, Philadelphia, mengklaim obat tersebut tidak berbahaya bagi janin. Saat ini, Del Priore dan Stega tengah mencari pendonor dan penerima transplantasi rahim untuk operasi yang akan dijalankannya. Veronica Pena merupakan salah seorang penerima transplantasi rahim yang sudah menghubungi Del Priore. "Kami ingin punya anak dan siap menanggung risiko apa pun," jelas perempuan berusia 36 tahun yang mengalami kerusakan rahim saat melahirkan putrinya 15 tahun silam. Kendati menawarkan harapan baru, tak sedikit pihak yang merasa khawatir. "Proses ini sangat kompleks. Saya rasa transplantasi belum bisa dilakukan saat ini," ujar Dr James Grifo, ahli kesuburan di New York University yang membantu Del Priore meneliti transplantasi rahim terhadap tikus beberapa waktu silam.(ap/afp/any)
sRidjji xi ia 3