Minggu, 08 Juni 2008

Reptil Bersayap Mematuk Dinosaurus Layaknya Bangau


Ilustrasi Mark Witton
Senin, 2 Juni 2008 15:50 WIB
JAKARTA, SENIN - Reptil-reptil raksasa bersayap yang hidup di zaman prasejarah selama ini sering digambarkan dalam film-film sebagai peneror dari udara. Namun, kenyataannya mungkin tidak demikian dan lebih berbahaya saat di darat.Meski punya sayap, sebagian reptil raksasa yang hidup di zaman Dinosaurus lebih suka mencari mangsa di darat. Bahkan monster purba yang hidup antara 65-100 juta tahun lalu mungkin salah satu predator dinosaurus.Misalnya kelompok pterosaurus dari jenis azhdarhids yang memiliki bentangan sayap sekitar 10 meter. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan tersebut mungkin banak menghabiskan waktu di darat untuk memangsa seperti halnya burung bangau atau pelikan.Mark Witton dan Darren Naish dari Universitas Portsmouth, Inggris menyimpulkan hal tersebut setelah mempelajari fosil-fosil reptil bersayap dan menganalisis habitatnya. Sebelum melakukan penelitian ini mereka memang sudah berpendapat bahwa azhdarchids mungkin hidup di rawa.Namun, kenyataannya fosil-fosilnya ditemukan bersama dengan dinosaurus dan reptil purba lainnya yang hidup di darat. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka banyak menghabiskan waktu di daratan daripada di daerah basah, rawa, atau danau."Dan jika Anda melihat bagian-bagian anatominya, jelas bahwa mereka pejalan kaki yang andal," ujar Naish. Ia menggambarkan, tidak terbantahkan bahwa mereka penerbang yang baik, namun mereka mencari makan di darat, seperti halnya beberapa jenis burung yang hidup saat ini.Hewan yang tingginya mencapai 5 meter saat berdiri tegak dan dilengkapi paruh yang panjang dan tidak bergigi tentu sangat mudah memangsa hewan yang seukuran anjing. Seperti dilaporkan para peneliti dalam jurnal ilmiah online PLoS ONE, anak-anak dinosaurus mungkin salah satu menu kesukaannya saat itu.


by: crumping_xi.ipa.3

Sampel Tanah Mars Mulai Diambil


NASA/JPL-Caltech/University of Arizona/Max Planck Institute
Sampel tanah Mars yang diciduk sekop lengan robotik wahana Phoenix Mars Lander.
Artikel Terkait:

Es Ditemukan di Permukaan Mars
Phoenix Mars Lander Mengalami Masalah Konsleting
Suara dari Mars Terekam Wahana Eropa
Lengan Phoenix Sukses Direntangkan
Phoenix Mulai Menggali Tanah Mars
Selasa, 3 Juni 2008 10:16 WIB
LOS ANGELES, SELASA - Setelah seminggu mendarat, akhirnya wahana Phoenix Mars Lander (PML) untuk pertama kalinya mengambil sampel tanah Mars. Namun, sampel pertama yang diambil itu belum dipakai untuk penelitian. Kegiatan yang dilakukan saat ini baru sebatas latihan mengambil sampel. Tim peneliti Phoenix berencana menggunakan sampel berikutnya yang akan diambil akhir pekan ini. Sebab, instrumen lain yang berfungsi memanaskan dan mengalisis kandungan zat kimia baru akan diaktifkan pada percobaan kedua.Foto yang dikirimkan Phoenix menunjukkan sampel tanah yang berwarna cerah di beberapa bagian dan ceruk bekas permukaan tanah yang diambil, Minggu (1/6). Gambar diperoleh dari kamera yang dipasang di lengan robotik."Material yang cerah mungkin es atau garam. Kami ingin segera menguji tiga sampel berikutnya untuk dipelajari lebih lanjut," ujar Ray Ardvison dari Universitas Washington, AS, yang bertanggung jawab dalam pengoperasian lengan robotik Phoenix.Wahana Phoenix saat ini mungkin berdiri di hamparan tanah yang mengandung es di bawah permukaannya. Sebelumnya, kamera yang dipasang di badan Phoenix telah merekam bagian permukaan di bawahnya yang disebut Snow Queen. Sejumlah foto juga menunjukan bahwa ujung ketiga kaki Phoenix tertanam di bawah permukaan tanah yang mungkin mengandung es. Para peneliti yakin di bagian ini terdapat lapisan es yang sangat dekat dengan permukaan. Sehari sebelumnya, sekop lengan robotik sukses membuat jejak di tanah sebelum mulai mengambil sampel.WAH Sumber : AP


by:crumping_al.catraz

Bakteri Hidup di Es Greenland


Jennifer Loveland-Curtze/Penn State
Foto bakteri Chryseobacterium greenlandensis yang hidup di lapisan es Greenland pada kedalama 3,2 kilo
meter dilihat dengan mikroskop elektron.
Artikel Terkait:

Makhluk Ekstrim Hidup 1,6 Kilometer di Bawah Tanah
Organisme Buatan Ubah Karbondioksida Menjadi Energi
Bakteri Coli Sumber Energi Alternatif
Selangkah Lagi Ciptakan Makhluk Hidup Buatan
Rabu, 4 Juni 2008 10:35 WIB
BOSTON, SELASA - Tim ilmuwan Pennsylvania State University menemukan spesies bakteri yang hidup dalam es Greenland. Tempat hidupnya berada di lapisan es yang membeku sejak 120.000 tahun dan pada kedalaman sekitar 3,2 kilometer.Bakteri yang baru ditemukan menambah daftar organisme renik yang tahan di lingkungan ekstrem. Sebab, bakteri yang disaring dari lapisan es yang dicairkan tahan hidup dalam ruangan inkubasi yang bernutrisi rendah dan tanpa oksigen. Dinamai Chryseobacterium greenlandensis, spesies tersebut memiliki kekerabatan genetik dengan bakteri-bakteri yang hidup di tubuh ikan, lumpur laut, dan akar tumbuh-tumbuhan tertentu. Namun, hanya ada sekitar 10 spesies bakteri semacam ini yang hidup di lapisan es kutub maupun sungai gletser."Mikroba mewakili lebih dari sepertiga biomassa Bumi, namun baru 8.000 mikroba yang dideskripsikan dari sekitar tiga juta spesies yang diperkirakan ada," ujar Jennifer Loveland-Curtze, salah satu peneliti senior Penn State. Ia menjelaskan temuan tersebut dalam pertemuan rutin Masyarakat Mikrobiologi Amerika (ASM) ke-108 di Boston, Massachusetts, Selasa (3/6).Para peneliti berharap, melalui bakteri tersebut dapat dipelajari bagaimana sel dapat tetap hidup dalam kondisi ekstrem. Penelitian tersebut juga akan mengungkap bagaimana sel mengubah sifat biokimia dan fisiologi untuk menghadapi perubahan kondisi lingkungan. Kemampuan ini juga menjadi referensi para ilmuwan untuk mencari bentuk kehidupan yang mungkin terdapat di planet-planet lain.WAH Sumber : PHYSORG


by: crumping_al.catraz

Kamis, 05 Juni 2008




Terumbu Karang
Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang, clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura, ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang.Ada dua jenis terumbu karang yaitu terumbu karang keras (hard coral) dan terumbu karang lunak (soft coral). Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.Terumbu karang ditemukan di sekitar 100 negara dan merupakan rumah tinggal bagi 25% habitat laut. Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir sekitar 35 juta hektar terumbu karang di 93 negara mengalami kerusakan. Ketika terumbu karang mengalami stres akibat temperatur air laut yang meningkat, sinar ultraviolet dan perubahan lingkungan lainnya, maka ia akan kehilangan sel alga simbiotiknya. Akibatnya warnanya akan berubah menjadi putih dan jika tingkat ke-stres-annya sangat tinggi dapat menyebabkan terumbu karang tersebut mati.Jika laju kerusakan terumbu karang tidak menurun, maka diperkirakan pada beberapa dekade ke depan sekitar 70% terumbu karang dunia akan mengalami kehancuran. Kenaikan temperatur air laut sebesar 1 hingga 2C dapat menyebabkan terumbu karang menjadi stres dan menghilangkan organisme miskroskopis yang bernama zooxanthellae yang merupakan pewarna jaringan dan penyedia nutrient-nutrien dasar. Jika zooxanthellae tidak kembali, maka terumbu karang tersebut akan mati.
cantiksszzz,,,al catrazz

Rassii Bintangg



Rasi bintang
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke:
navigasi, cari


Foto rasi bintang Orion


Orion adalah salah satu rasi bintang yang cukup terkenal. Batas wilayah Rasi bintang Orion digambarkan dalam garis kuning putus-putus.
Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok
bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan
kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut
asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper
idhachan xi ia 3

Lumppur Lapindoo akan habis 31 tahunn


Semburan Lumpur Lapindo akan Habis 31 Tahun Kemudian
Semburan lumpur Sidoarjo dengan total volume lumpur secara keseluruhan mencapai 1.155 miliar m3, mungkin baru bisa berakhir 31 tahun kemudian, jika kondisi tekanan, suhu, dan lain-lain sama seperti kondisi saat ini.“Dari analisis data seismik, jika debit semburan sebesar 100 ribu m3 per hari konstan dan kondisi lainnya sama, sementara total volume lumpur yang ada di bawah Sidoarjo mencapai 1.155 miliar m3, maka lumpur di dalamnya baru habis 31 tahun kemudian,” kata Direktur Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT, Yusuf Surachman pada jumpa pers Solusi Permasalahan dan Penanganan Semburan Lumpur Sidoarjo, di Jakarta, Rabu (18/10).Berhentinya semburan lumpur tersebut, ujarnya, bisa lebih cepat atau lambat, tergantung tercapainya keseimbangan tekanan hidrostatiknya yang secara alami menyesuaikan diri antara kondisi lumpur di bawah bumi dan yang sudah dikeluarkan. Karena semburan itu merupakan bagian dari proses pembentukan “mud volcano” atau gunung api lumpur, ujarnya, maka selain berdampak berupa luapan lumpur yang berlangsung lama juga mengakibatkan terjadinya penurunan muka tanah (subsidence) di sekitar pusat semburan yang terus-menerus. Lumpur tersebut, urainya, merupakan campuran fluida dan padatan dalam bentuk air asin (88.200 m3 per hari) dan sedimen laut (37.800 m3 per hari) berupa lumpur, pasir, gas, serta uap dengan suhu 100 derajat Celcius di permukaan.Sementara itu Kepala BPPT, Said Djauharsjah Djenie mengatakan, lumpur panas Sidoarjo diperkirakan berasal dari batuan gunung api dengan temperatur dan tekanan tinggi berusia tak lebih tua dari 4,9 juta tahun yang mengendap pada lingkungan laut.“Karena itu solusinya dengan cara mengembalikan lumpur yang berasal dari lingkungan laut yang terjadi 4,9 juta tahun yang lalu itu ke lingkungan laut masa kini, ini merupakan pengembalian lumpur ke habitatnya,” katanya.Metode pengembalian semburan lumpur ke lingkungan laut itu, lanjut dia, dengan mengalirkan lumpur ke perairan dangkal pesisir delta Porong sehingga terbentuk dataran lumpur bagi mangrove belt dan kawasan tambak. Caranya, tambah dia, bisa disalurkan melalui talang lumpur yang ditempatkan di atas tanggul sungai Porong ke muara suangai Porong jika debit air kurang dari 100 m3 per detik seperti pada musim panas Mei-Oktober.“Tetapi untuk musim hujan November hingga April ketika debit air lebih dari 100 m3 per detik, lumpur bisa dialirkan ke banjiran sungai Porong secara langsung,” katanya. Di muara sungai Porong diusulkan dibangun slufter tertutup, kolam bertanggul untuk menampung lumpur yang dialirkan melalui talang lumpur dan slufter terbuka, sebagai perangkap lumpur yang dialirkan langsung ke sungai Porong.“Cara ini sudah digunakan di Rotterdam, Belanda yang limbahnya lebih banyak lagi,” katanya.


Munchen xi ia 3

TransPlantasi Rahimmm...


Transplantasi Rahim, Solusi Baru Punya Anak
MILWAUKEE ,- Ada secercah harapan bagi para perempuan yang terpaksa kehilangan rahim akibat penyakit, kecelakaan, atau sebab lain. Tim dokter Rumah Sakit New York Down Town mempersiapkan transplantasi rahim pertama di AS. Jika operasi tersebut sukses, perempuan yang membutuhkan bisa mendapatkan donor rahim serta menjalani proses kehamilan hingga melahirkan layaknya perempuan normal. Giuseppe Del Priore, dokter spesialis kanker yang memimpin tim transplantasi tersebut, mengaku sudah enam bulan melakukan uji coba. Hasilnya, transplantasi rahim sangat mungkin dilakukan seperti transplantasi ginjal, jantung, bahkan wajah seperti yang pernah dilakukan di berbagai negara. "Secara teknis, saya yakin transplantasi ini bisa dilakukan," ujar Del Priore, yang dibantu dr Jeanetta Stega, dokter spesialis bedah ginekolog. Sebenarnya, transplantasi rahim pernah dilakukan di Arab Saudi pada 2000. Namun, tiga bulan setelah operasi, rahim yang sudah dipasang harus kembali diangkat karena penerima donor mengalami penggumpalan darah. Untuk masalah tersebut, Stega mengatakan bisa diatasi dengan menambah jumlah pembuluh darah di sekitar rahim yang ditransplantasikan serta memberikan obat anti penggumpalan darah kepada penerima donor. Jika operasi transplantasi berjalan sukses, penerima donor bisa hamil, tapi tidak melalui hubungan seksual, melainkan melalui proses bayi tabung. "Hubungan seksual akan memperbesar risiko infeksi," kata Stega. Karena itu, penerima donor juga harus melahirkan dengan operasi caesar. Setelah bayi lahir, rahim harus diangkat kembali. Begitu pula, kalau ternyata penerima donor tak bisa hamil, rahim harus diangkat setelah dipasang selama dua tahun. "Rahim tersebut memang tidak bisa terpasang selamanya. Sebab, kami tidak ingin penerima donor seumur hidup mengonsumsi obat penekan kekebalan tubuh untuk mencegah penolakan organ," jelas Stega. Selama kehamilan, obat tersebut memang harus dikonsumsi. Namun, Dr Vincent Armenti, ketua tim transplantasi jantung di Temple University School of Medicine, Philadelphia, mengklaim obat tersebut tidak berbahaya bagi janin. Saat ini, Del Priore dan Stega tengah mencari pendonor dan penerima transplantasi rahim untuk operasi yang akan dijalankannya. Veronica Pena merupakan salah seorang penerima transplantasi rahim yang sudah menghubungi Del Priore. "Kami ingin punya anak dan siap menanggung risiko apa pun," jelas perempuan berusia 36 tahun yang mengalami kerusakan rahim saat melahirkan putrinya 15 tahun silam. Kendati menawarkan harapan baru, tak sedikit pihak yang merasa khawatir. "Proses ini sangat kompleks. Saya rasa transplantasi belum bisa dilakukan saat ini," ujar Dr James Grifo, ahli kesuburan di New York University yang membantu Del Priore meneliti transplantasi rahim terhadap tikus beberapa waktu silam.(ap/afp/any)
sRidjji xi ia 3

GLoBaL WarminG


Sejak dikenalnya ilmu mengenai iklim, para ilmuwan telah mempelajari bahwa ternyata iklim di Bumi selalu berubah. Dari studi tentang jaman es di masa lalu menunjukkan bahwa iklim bisa berubah dengan sendirinya, dan berubah secara radikal. Apa penyebabnya? Meteor jatuh? Variasi panas Matahari? Gunung meletus yang menyebabkan awan asap? Perubahan arah angin akibat perubahan struktur muka Bumi dan arus laut? Atau karena komposisi udara yang berubah? Atau sebab yang lain?
Sampai baru pada abad 19, maka studi mengenai iklim mulai mengetahui tentang kandungan gas yang berada di atmosfer, disebut sebagai gas rumah kaca, yang bisa mempengaruhi iklim di Bumi. Apa itu gas rumah kaca?
Sebetulnya yang dikenal sebagai ‘gas rumah kaca’, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, seharusnya merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan Bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka Bumi ini.
Pada sekitar tahun 1820, bapak Fourier menemukan bahwa atmosfer itu sangat bisa diterobos (permeable) oleh cahaya Matahari yang masuk ke permukaan Bumi, tetapi tidak semua cahaya yang dipancarkan ke permukaan Bumi itu bisa dipantulkan keluar, radiasi merah-infra yang seharusnya terpantul terjebak, dengan demikian maka atmosfer Bumi menjebak panas (prinsip rumah kaca).
Tiga puluh tahun kemudian, bapak Tyndall menemukan bahwa tipe-tipe gas yang menjebak panas tersebut terutama adalah karbon-dioksida dan uap air, dan molekul-molekul tersebut yang akhirnya dinamai sebagai gas rumah kaca, seperti yang kita kenal sekarang. Arrhenius kemudian memperlihatkan bahwa jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatgandakan, maka peningkatan temperatur permukaan menjadi sangat signifikan.
Semenjak penemuan Fourier, Tyndall dan Arrhenius tersebut, ilmuwan semakin memahami bagaimana gas rumah kaca menyerap radiasi, memungkinkan membuat perhitungan yang lebih baik untuk menghubungkan konsentrasi gas rumah kaca dan peningkatan Temperatur. Jika konsentrasi karbon-dioksida dilipatduakan saja, maka temperatur bisa meningkat sampai 1°C.
Tetapi, atmosfer tidaklah sesederhana model perhitungan tersebut, kenyataannya peningkatan temperatur bisa lebih dari 1°C karena ada faktor-faktor seperti, sebut saja, perubahan jumlah awan, pemantulan panas yang berbeda antara daratan dan lautan, perubahan kandungan uap air di udara, perubahan permukaan Bumi, baik karena pembukaan lahan, perubahan permukaan, atau sebab-sebab yang lain, alami maupun karena perbuatan manusia. Bukti-bukti yang ada menunjukkan, atmosfer yang ada menjadi lebih panas, dengan atmosfer menyimpan lebih banyak uap air, dan menyimpan lebih banyak panas, memperkuat pemanasan dari perhitungan standar.
Sejak tahun 2001, studi-studi mengenai dinamika iklim global menunjukkan bahwa paling tidak, dunia telah mengalami pemanasan lebih dari 3°C semenjak jaman pra-industri, itu saja jika bisa menekan konsentrasi gas rumah kaca supaya stabil pada 430 ppm CO2e (ppm = part per million = per satu juta ekivalen CO2 - yang menyatakan rasio jumlah molekul gas CO2 per satu juta udara kering). Yang pasti, sejak 1900, maka Bumi telah mengalami pemanasan sebesar 0,7°C.
Lalu, jika memang terjadi pemanasan, sebagaimana disebut; yang kemudian dikenal sebagai pemanasan global, (atau dalam istilah populer bahasa Inggris, kita sebut sebagai Global Warming): Apakah merupakan fenomena alam yang tidak terhindarkan? Atau ada suatu sebab yang signfikan, sehingga menjadi ‘populer’ seperti sekarang ini? Apakah karena Al Gore dengan filmnya
“An Inconvenient Truth” yang mempopulerkan global warming? Tentunya tidak sesederhana itu.
Perlu kerja-sama internasional untuk bisa mengatakan bahwa memang manusia-lah yang menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global. Laporan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) tahun 2007, menunjukkan bahwa secara rata-rata global aktivitas manusia semenjak 1750 menyebabkan adanya pemanasan. Perubahan kelimpahan gas rumah kaca dan aerosol akibat radiasi Matahari dan keseluruhan permukaan Bumi mempengaruhi keseimbangan energi sistem iklim. Dalam besaran yang dinyatakan sebagai Radiative Forcing sebagai alat ukur apakah iklim global menjadi panas atau dingin (warna merah menyatakan nilai positif atau menyebabkan menjadi lebih hangat, dan biru kebalikannya), maka ditemukan bahwa akibat kegiatan manusia-lah (antropogenik) yang menjadi pendorong utama terjadinya pemanasan global (Gb.1).
Hasil perhitungan perkiraan agen pendorong terjadinya pemanasan global dan mekanismenya (kolom satu), berdasarkan pengaruh radiasi (Radiative Forcing), dalam satuan Watt/m^2, untuk sumber antropogenik dan sumber yang lain, tanda merah dan nilai positif dari kolom dua dan tiga berarti sumbangan pada pemanasan, sedangkan biru adalah efek kebalikannya. Kolom empat menyatakan dampak pada skala geografi, sedangkan kolom kelima menyatakan tingkat pemahaman ilmiah (Level of Scientific Understanding), Sumber: Laporan IPCC, 2007.
Dari gambar terlihat bahwa karbon-dioksida adalah penyumbang utama gas kaca. Dari masa pra-industri yang sebesar 280 ppm menjadi 379 ppm pada tahun 2005. Angka ini melebihi angka alamiah dari studi perubahan iklim dari masa lalu (paleoklimatologi), dimana selama 650 ribu tahun hanya terjadi peningkatan dari 180-300 ppm. Terutama dalam dasawarsa terakhir (1995-2005), tercatat peningkatan konsentrasi karbon-dioksida terbesar pertahun (1,9 ppm per tahun), jauh lebih besar dari pengukuran atmosfer pada tahun 1960, (1.4 ppm per tahun), kendati masih terdapat variasi tahun per tahun.
Sumber terutama peningkatan konsentrasi karbon-dioksida adalah penggunaan bahan bakar fosil, ditambah pengaruh perubahan permukaan tanah (pembukaan lahan, penebangan hutan, pembakaran hutan, mencairnya es). Peningkatan konsentrasi metana (CH4), dari 715 ppb (part per billion= satu per milyar) di jaman pra-industri menjadi 1732 ppb di awal 1990-an, dan 1774 pada tahun 2005. Ini melebihi angka yang berubah secara alamiah selama 650 ribu tahun (320 - 790 ppb). Sumber utama peningkatan metana pertanian dan penggunaan bahan bakar fosil. Konsentrasi nitro-oksida (N2O) dari 270 ppb - 319 ppb pada 2005. Seperti juga penyumbang emisi yang lain, sumber utamanya adalah manusia dari agrikultural. Kombinasi ketiga komponen utama tersebut menjadi penyumbang terbesar pada pemanasan global.
Kontribusi antropogenik pada aerosol (sulfat, karbon organik, karbon hitam, nitrat and debu) memberikan efek mendinginkan, tetapi efeknya masih tidak dominan dibanding terjadinya pemanasan, disamping ketidakpastian perhitungan yang masih sangat besar. Demikian juga dengan perubahan ozon troposper akibat proses kimia pembentukan ozon (nitrogen oksida, karbon monoksida dan hidrokarbon) berkontribusi pada pemanasan global. Kemampuan pemantulan cahaya Matahari (albedo), akibat perubahan permukaan Bumi dan deposisi aerosol karbon hitam dari salju, mengakibatkan perubahan yang bervariasi, dari pendinginan sampai pemanasan. Perubahan dari pancaran sinar Matahari (solar irradiance) tidaklah memberi kontribusi yang besar pada pemanasan global.
Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa memang manusia yang berperanan bagi nasibnya sendiri, karena pemanasan global terjadi akibat perbuatan manusia sendiri. Lalu bagaimana dampak Global Warming bagi kehidupan? Alur waktu prediksi dan dampak dari perspektif sains dapat dibaca pada bagian kedua tulisan ini.


erNa xi ia 3

gUnuNg MerApi

Gunung Merapi
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Untuk nama gunung di Sumatera Barat dengan nama yang mirip, lihat Gunung Marapi.
Merapi

Lokasi
Klaten, Boyolali, Magelang (Jawa Tengah), Sleman (DI Yogyakarta)
Kota terdekat
Yogyakarta
Negara
Indonesia
Tipe
stratovolcano
Letusan terakhir
2006
Ketinggian
2.968 m (9.737 kaki)
Koordinat
7°32'30" LS 110°26'30" BT
Merapi adalah nama sebuah gunung berapi di provinsi Jawa Tengah dan Yogyakarta, Indonesia yang masih sangat aktif hingga saat ini. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Kota Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan. Kini Merapi termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Daftar isi[sembunyikan]
1 Sejarah Geologis
2 Rute Pendakian
3 Status terkini
4 Lihat pula
5 Galeri
6 Pranala luar
//

[sunting] Sejarah Geologis
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.

[sunting] Rute Pendakian
Gunung Merapi merupakan obyek pendakian yang popular. Jalur pendakian yang paling umum dan dekat adalah melalui sisi utara dari Sèlo, satu kecamatan di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang terletak di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pendakian melalui Selo memakan waktu rata-rata 5 jam hingga ke puncak.
Jalur populer lain adalah melalui Kaliurang, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta di sisi selatan. Jalur ini lebih terjal dan memakan waktu sekitar 6-7 jam hingga ke puncak. Jalur alternatif yang lain adalah melalui sisi barat laut, dimulai dari Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan melalui sisi tenggara, dari arah Deles, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

[sunting] Status terkini
Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.
Pada tanggal 15 Mei 2006 akhirnya Merapi meletus. Lalu pada 4 Juni, dilaporkan bahwa aktivitas Gunung Merapi telah melampaui status awas. Kepala BPPTK Daerah Istimewa Yogyakarta, Ratdomo Purbo menjelaskan bahwa sekitar 2-4 Juni volume lava di kubah Merapi sudah mencapai 4 juta meter kubik - artinya lava telah memenuhi seluruh kapasitas kubah Merapi sehingga tambahan semburan lava terbaru akan langsung keluar dari kubah Merapi.
1 Juni, Hujan abu vulkanik dari luncuran awan panas Gunung Merapi yang lebat, tiga hari belakangan ini terjadi di Kota Magelang dan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Muntilan sekitar 14 kilometer dari Puncak Merapi, paling merasakan hujan abu ini. [1]
8 Juni, Gunung Merapi pada pukul 09:03 WIB meletus dengan semburan awan panas yang membuat ribuan warga di wilayah lereng Gunung Merapi panik dan berusaha melarikan diri ke tempat aman. Hari ini tercatat dua letusan Merapi, letusan kedua terjadi sekitar pukul 09:40 WIB. Semburan awam panas sejauh 5 km lebih mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan) dan menghanguskan sebagian kawasan hutan di utara Kaliadem di wilayah Kabupaten Sleman. [2] [3]

[sunting] Lihat pula
anita xi ia 3
Kawah Dieng

Salah satu letusan fenomenal pada tahun 1974 adalah ketika ada letusan preatik dan mengeluarkan gas beracun sianida dari kawah Sinila dikompleks kawah Dieng, dan mengakibatkan ratusan nyawa melayang. Sudah beberapa kali saya kesini dan tidak pernah bosan, karena banyak sekali pengetahuan dan penelitian ilmiah tentang geologi dan kawah-kawah Dieng yang terletak di perbatasan Kab. Banjarnegara dan Kab. Wonosobo ini, dengan letak ketinggaian 2200 DPL. Disamping itu adalah manfaat sumber energinya bagi masyarakat, serta ancaman berbahaya dari letusan kawah-kawah beracun yang suatu saat bisa timbul lagi. Obyek wisata yang bisa dikunjungi di Dieng dan sekitarnya adalah kawah-kawah yang masih aktif, Telaga warna, Theater Dieng, Candi candi hindu Pandawa lima, Perkebunan teh tambi, Gunung Sundoro 3100 DPL, Telaga menjer, dan pemandian air panas kalianget di Wonosobo, Rafting di sungai Serayu- (grade 3 -4), serta wisata kuliner makan mie ongklok khas Wonosobo.Buat teman-teman kalau ada yang berniat ke Wonosobo, dan Dieng bisa meminta informasi apapun dengan kontak saya disana namanya Pak Yoyok, HP:08122955738. Beliau adalah teman saya yang bekerja di PT Tambi teh, pelaku pariwisata Wonosobo, dan seorang Trainer / Facilitator Outbound Management Training di lingkup Jateng dan Nasional.